--- Penulis: Ukyō Kodachi ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Ayudhya Prameswari #DNI ---
GAARA HIDEN: SAJIN GENSŌ [Gaara Hiden: A Sandstorm Mirage] - “Hakuto”
Note ―If you love the story so far, PLEASE BUY THE ORIGINAL NOVEL to support the author. Terima kasih, selamat membaca.
--- Gaara Hiden Chapter 2 bagian 2 | Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
―Cantik...
Hanya itu yang sanggup Gaara ucapkan, meski dalam hati. Sebuah ungkapan yang sejujur-jujurnya, tanpa ada tendensi apapun.
Gaara selalu memandang segala sesuatu tanpa prasangka, itu sudah menjadi sifatnya sejak dulu. Dia hanya berkata sesuai dengan apa yang terlihat oleh kedua matanya. Dan memang seperti itulah kenyataannya...
Wajah Hakuto yang tanpa satu gorespun riasan itu benar-benar nampak cantik, secantik bunga bakung cahaya emas yang hanya tumbuh di tanah masam. Sempurna, nyaris tanpa bandingan.
Klan Houki menganut garis keturunan dari pihak ibu. Oleh karena itu, nyaris semua anggota rombongan pengiring Hakuto merupakanwanita paruh baya, hanya ada satu wanita muda diantara mereka.Sementara kedua orang tua Hakuto sendiri telah meninggal dalam perang.
Keadaan tak jauh berbeda juga terlihat di pihak Gaara, Temari merupakan satu-satunya anggota keluarga yang mendampinginya. Gaara memang sengaja tidak membawa rombongan pengiring dalam jumlah besar.
“Saya Gaara, penerus gelar Kazekage.”
“Saya harap kita bisa akrab hari ini.”
“Ya.”
Keduanya saling membungkuk, memberi hormat.
Mereka berdua berada di ruangan pribadi sebuah restoran, dengan pemandangan yang begitu jelas ke arah danau. Ini adalah pertama kalinya Gaara duduk berhadap-hadapan dengan seorang wanita di tempat seperti ini.
―Sikap badannya penuh dengan celah... Jadi dia ninja medis.
Ninja medis merupakan aset yang sangat berharga di medan perang. Mereka dapat menyelamatkan nyawa serdadu yang terluka di garis depan sesegera mungkin sebelum semuanya terlambat.
Namun keahlian tempur mereka tidak dapat dibandingkan dengan Shinobi sekelas Gaara, terutama dalam hal Taijutsu. Seorang ninja medis kebanyakan tidak menguasai keahlian Taijutsu yang baik. Haruno Sakura dan Tsunade Senju dari Konoha mungkin adalah satu-satunya pengecualian dalam hal tersebut.
Tapi bakat seperti mereka sangatlah langka.
Itulah yang dilihat Gaara pada sosok Hakuto, postur tubuh dan sikap badannya sama sekali tidak mencerminkan seseorang yang memiliki kemampuan Taijutsu yang baik. Oleh karena itu,Gaara menarik kesimpulan bahwa wanita di hadapannya ini adalah seorang ninja medis.
Namun, Kunoichi yang berdiri tepat di belakang Hakuto ini jelas berbeda. Usianya kurang lebih sama dengan Temari. Dari caranya bersiaga, gadis berkacamata tebal itu pastilah seorang cukup mahir dalam Taijutsu. Dan atas dasar itu pula, Gaara memperkirakan Kunoichi tersebut setidaknya berpangkat Jounin.
―Tunggu sebentar, ini kan pertemuan pernikahan, buat apa aku memikirkan Taijutsu...
Pikiran aneh itu membuat wajah Gaara merona merah.
“Baiklah... Kami akan meninggalkan anda berdua untuk lebih saling mengenal.” Ujar salah seorang perantara. Para pengiring dari kedua pihak pun segera berdiri untuk meninggalkan ruangan, termasuk Temari.
“Gaara...” Bisik Temari, tepat di telinga adiknya.
Ada sebuah teknik khusus yang jamak digunakan oleh para Shinobi ketika membisikkan sesuatu. Mereka mampu menyamarkan pergerakan bibirnya saat berucap kata demi kata, sehingga para pembaca mimik muka punakan sangat sulitmenerka apa yang sebenarnya mereka bisikkan.
“...Kau tahu, wanita dari klan Houki tidak akan menunjukkan wajah tanpa riasannya pada siapapun, kecuali pria yang akan dia nikahi.”
“Hmm?”
“Ah, kau ini polos sekali...” Ujar Temari sembari melingkarkan lengannya di leher adiknya. “Maksudku... Kalau kau menyukainya, peluangmu besar.”
“Oh...” Gumam Gaara. “Ohhh...!”
Adiknya itu sepertinya baru menyadari sesuatu. Temari hanya tersenyum, lalu melangkah pergi.
Dan senyuman yang sama manisnya juga tersungging dari bibir Hakuto.
--- Gaara Hiden Chapter 2 bagian 2 | Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
Menurut sejarah, terdapat dua jenis modus operandi seorang Shinobi. Para Younin yang bekerja secara terang-terangan, serta para Innin yangbekerja dalam selimut penyamaran dan kamuflase.
Younin bertempur dalam perang informasi, menganalisis hubungan antar individu atau situasi publik untuk menerka-nerka rencana musuh yang sebenarnya. Ranah kerja mereka meliputi Sigint, atau intelijen sinyal, yaitu pengumpulan informasi melalui penyadapan dan sebagainya; dan juga Humint, atau intelijen manusia, yaitu pengumpulan informasi dengan memanfaatkan tenaga mata-mata dan telik sandi.
Hanya dengan membaca perkembangan harga besi dan baja di sebuah surat kabar harian, seorang Younin yang berpengalaman mampu memastikan kebenaran rumor bahwa pihak musuh sedang membangun armada kapal perang, atau memperkirakan bahwa pasukan musuh telah mulai bergerak menuju wilayah mereka.
Sementara Innin, bekerja dengan menyusup langsung ke dalam wilayah musuh, dan merusak kekuatan mereka dari dalam melalui sabotase, pembunuhan, dan sebagainya. Bahkan bila memungkinkan, para Innin akan mencoba memasuki lingkaran dalam pihak musuh, entah melalui impersonasi atau dengan cara berpura-pura mengabdi. Dengan begitu, mereka bisa lebih leluasa untuk menjalankan tugasnya tanpa khawatir akan terdeteksi.
Selain Younin dan Innin, ada juga para Shinobi yang berpengalaman dalam hal diplomasi.
Banyak di antara misi tingkat A atau B yang melibatkan perundingan, seperti misal pembicaraan diplomasi antar Daimyo, perjanjian kerja antar perusahaan, atau negosiasi pembebasan sandera.
Dan tidak jarang pula, diplomat-diplomat yang diutus oleh para Daimyo sebenarnya adalah para Shinobi berpangkat Jounin yang sedang menyamar. Tugas mereka selain melancarkan perundingan adalah mengumpulkan informasi secara diam-diam.
Gaara sendiri adalah seorang Jounin yang berpengalaman. Dia telah menjalankan banyak sekali misi penting, dan berhadapan dengan berbagai macam situasi, baik sebagai Younin, Innin, maupun diplomat.
Namun ada yang berbeda.
Para Shinobi mampu menjalankan tugasnya dengan baik berkat beberapa hal, salah satunya adalah perasaan pribadi mereka yang sama sekali tidak terlibat. Semua tahu, pengambilan keputusan akan menjadi jauh lebih mudah bila perasaan tidak menghalangi pikiran seseorang.
Dan situasi kali ini jelas berbeda.
Seorang wanita sedang duduk dihadapannya, terdiam memandanginya dengan raut wajah yang entah gugup atau malu-malu. Apa yang harus dia lakukan dalam situasi seperti ini?
Entahlah, Gaara benar-benar tidak tahu.
Padahal di Sunagakure, ada banyak sekali Kunoichi yang mengaguminya. Baik sebagai Shinobi, maupun sebagai seorang yang rupawan.
Namun pada kenyataannya, Gaara sama sekali tidak pernah terlibat hubungan apapun dengan salah satu dari mereka. Mungkin itu karena, secara teknis, posisi Gaara adalah atasan para Kunoichi tersebut. Atau bisa juga ini karena Temari... ya Temari. Kakak perempuan Gaara itu rajin sekali menyingkirkan para penggemar adiknya bila mereka sudah terlalu dekat.
Ah, mungkin ini salah Gaara sendiri.
Karena dari awal, Kazekage muda itu memang tidak tertarik menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.
Dan itulah sebabnya, lima menit sejak para pengiring beranjak dari ruangan tersebut, belum ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir Gaara.
―Ini gawat...
Umpama ini medan pertempuran, maka diam adalah langkah yang akan membuat seseorang kalah dalam perang.
Dalam sebuah pertarungan, terus-menerus menunggu pergerakan musuh bukanlah sesuatu yang bijak. Fisik maupun mental akan terkuras habis, dan semakin lama, seseorang malah akan semakin terpojok.
Gaara paham benar akan hal itu.
“Uhmm...”Keduanya menggumam nyaris bersamaan. Sepatah kata mereka itu saling berbenturan di udara, dan sepasang insan itupun kembali terdiam malu-malu.
―Ini benar-benar gawat...
Temari sudah mengomelinya panjang lebar soal ini sebelum mereka berangkat ke pertemuan. Namun entah kenapa, saat ini Gaara tak sanggup mengingat satupun nasehat kakaknya itu.
Rasanya mirip sekali seperti buaian ilusi Mugen Tsukuyomi. Namun kali ini jelas bukan Genjutsu atau semacamnya, hanya sebatas rasa gugup.
Ini tidak boleh dibiarkan.
Gaara adalah seorang Shinobi, namun lebih dari itu, dia juga seorang Kage. Pemimpin besar yang berdiri di puncak dunia.
Dia menghela nafas panjang. Dengan segala teknik menenangkan diri yang sudah dia latih sejak kecil, Gaara mencoba berkonsentrasi. Dan perlahan-lahan, lisannya berucap...
“M-maaf, kalau boleh tahu, apa hobi nona?”
Sebuah pertanyaan yang sangat tidak kreatif. Saking tidak kreatifnya, mungkin kata-kata tersebut hanya akan keluar dari seseorang seperti Gaara, atau Naruto.
Ah, Naruto... benar juga.
Ada sebuah pelajaran yang diambil Gaara dari sosok Naruto,bahwa terkadang, justru hal-hal sederhana dan tidak kreatif seperti itulah yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang dalam sebuah pertempuran.
Tapi ini kan bukan pertempuran?
“Membaca.” Jawab Hakuto, malu-malu. “Dan juga... bermain harpa, tapi cuma sedikit. Kalau anda, tuan Gaara?”
“Bertanam kaktus.”
--- Gaara Hiden Chapter 2 bagian 2 | Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
“Aduuh, si bodoh itu...” Gumam Temari.
Saat ini dia bersembunyi di balik langit-langit ruangan, diam-diam mengawasi gerak-gerik adiknya.
“Apa menariknya obrolan seperti itu? Kan tadi sudah kubilang, dengarkan saja apa yang dia katakan, lalu bicara secukupnya, buat seolah-olah ada celah di omonganmu yang bisa dia tanyakan... seperti itu terus, sampai obrolan kalian bisa hidup...” Gerutu Temari.
“Dia sama saja seperti Shikamaru... ya ampun, kenapa semua pria di sekelilingku bodohnya tidak terhingga kalau dalam situasi seperti ini...”
Source : DNI FB
-A.Hinata